Tuesday, August 23, 2016

10 Gambar Kaligrafi Arab Terindah

10 gambar kaligrafi Arab terindah pada umumnya bisa diapresiasi oleh semua orang. Mulai usia anak-anak hingga orang tua karena sifatnya sangat umum. Modelnya berkembang sesuai dengan imajinasi setiap orang yang juga berkembang. Dalam proses pembuatannya merupakan salah satu kegiatan seni yang mengandalkan daya imajinasi. Mengingat hal tersebut memang tidak bisa untuk dipaksakan. Semuanya kembali pada kebebasan. Salah satu sifat yang sepertinya menjadi identitas dari seni Islami.

Gambar kaligrafi Arab terindah juga mampu mempengaruhi jiwa seseorang. Biasanya dijadikan sebagai background smartphone, dijadikan wallpaper laptop atau PC, dipajang di ruang tamu, tempat ibadah, dinding rumah bahkan di kantor tempat bekerja. Tujuannya bukan hanya sekedar untuk gaya-gayaan saja. Akan tetapi yang terpenting adalah mengingat nama Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menghadirkan semangat hidup dalam diri sendiri atau orang lain.

10 Gambar Kaligrafi Arab Terindah

Dalam dunia seni kaligrafi, nilai sebuah karya bukan hanya ditentukan dari seberapa indah karya tersebut. Namun, nama di balik karya tersebut yang menghasilkan gambar yang indah. Bagus tidaknya sebuah gambar kaligrafi Islam juga bergantung pada selera masing-masing. Semuanya serba relatif. Tidak ada takaran yang pas. Satu hal yang pasti adalah diciptakan untuk mengingat kebesaran Sang Maha Pencipta. Berikut ini adalah 10 gambar kaligrafi Arab terindah:









Saturday, August 20, 2016

Pengertian Nabi dan Rasul

Nabi dalam bahasa Arab berasal dari kata naba. Dinamakan Nabi karena mereka adalah orang yang menceritakan suatu berita dan mereka adalah orang yang diberitahu beritanya (lewat wahyu). Sedangkan kata rasul secara bahasa berasal dari kata irsal yang bermakna membimbing atau memberi arahan. Definisi secara syar’i yang masyhur, nabi adalah orang yang mendapatkan wahyu namun tidak diperintahkan untuk menyampaikan sedangkan Rasul adalah orang yang mendapatkan wahyu dalam syari’at dan diperintahkan untuk menyampaikannnya

Jumlah Nabi tidaklah terbatas hanya 25 orang dan jumlah Rasul juga tidak terbatas 5 yang kita kenal dengan nama Ulul ‘Azmi. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Dzar Al-Ghifari, ia bertanya pada Rasulullah, “Ya Rasulullah, berapa jumlah rasul?”, Nabi shallallahu’alaihiwasallam menjawab, “Tiga ratus belasan orang.” (HR. Ahmad dishahihkan Syaikh Albani). Dalam riwayat Abu Umamah, Abu Dzar bertanya, “Wahai Rasulullah, berapa tepatnya para nabi?”, Nabi shallallahu’alaihiwasallam menjawab, “124.000 dan Rasul itu 315 orang.” Namun terdapat pendapat lain dari sebagian ulama yang menyatakan bahwa jumlah Nabi dan Rasul tidak dapat kita ketahui.

Pengertian Nabi dan Rasul

Walaupun dalam Al-Qur’an hanya disebut 25 nabi, maka kita tetap mengimani secara global adanya Nabi dan Rasul yang tidak dikisahkan dalam Al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada yang tidak Kami ceritakan kepadamu.” (QS. Al-Mu’min 40:78). Selain 25 nabi yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an, terdapat 2 nabi yang disebutkan Nabi shalallahu’alaihiwasalam, yaitu Syts dan Yuusya’.

Berkenaan dengan tiga nama yang disebut dalam Al-Qur’an yaitu Zulkarnain, Tuba’ dan Khidir terdapat khilaf (perbedaan pendapat) di kalangan ulama apakah mereka Nabi atau bukan. Akan tetapi, untuk Zulkarnain dan Tuba’ maka yang terbaik adalah mengikuti Rasulullah shalallahu’alaihiwasalam, Beliau shalallahu’alaihiwasalam bersabda, “Aku tidak mengetahui Tubba nabi atau bukan dan aku tidak tahu Zulkarnain nabi atau bukan.” (HR. Hakim dishohihkan Syaikh Albani dalam Shohih Jami As Soghir). Maka kita katakan wallahu’alam. Untuk Khidir, maka dari ayat-ayat yang ada dalam surat Al-Kahfi, maka seandainya ia bukan Nabi, maka tentu ia tidak ma’shum dari berbagai perbuatan yang dilakukan dan Nabi Musa ‘alaihissalam tidak akan mau mencari ilmu pada Khidir.

Allah mengutus pada setiap umat seorang Rasul. Walaupun penerapan syari’at dari tiap Rasul berbeda-beda, namun Allah mengutus para Rasul dengan tugas yang sama. Beberapa diantara tugas tersebut adalah:
-Menyampaikan risalah Allah ta’ala dan wahyu-Nya.
-Dakwah karena Allah subhanahu wa ta’ala.
-Memberikan kabar gembira dan memperingatkan manusia dari segala kejelekan.
-Memperbaiki jiwa dan mensucikannya.
-Meluruskan pemikiran dan aqidah yang menyimpang.
-Menegakkan hujjah atas manusia.
-Mengatur umat manusia untuk berkumpul dalam satu aqidah.

Mengamalkan syari’at Nabi dimana Nabi diutus kepada manusia. Dan penutup para nabi adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang beliau diutus untuk seluruh umat manusia. Sehingga ketika telah datang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka wajib bagi ahlu kitab tunduk dan berserah diri pada Islam Sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya, “Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-NisaA’ 4:65)

Hukum Khitan Untuk Perempuan

Bagi masyarakat muslim Indonesia, khitan bagi anak laki-laki adalah sebuah perkara yang sangat wajar, meskipun di sana sini masih banyak yang perlu diluruskan berhubungan dengan pelaksanaan sunnah bapak para nabi (Ibrohim ‘alaihissalam). Namun, bagi kaum hawa, khitan menjadi sebuah perkara yang sangat jarang dilakukan, bahkan bisa saja masih menjadi sesuatu yang tabu dilakukan oleh sebagian orang, atau bahkan mungkin ada yang mengingkarinya.

Disyariatkannya khitan bagi kaum wanita adalah sesuatu yang benar-benar ada dalam syariat islam yang suci. Tidak ada khilaf ulama mengenai hal ini. Khilaf di kalangan mereka hanya berkisar antara apakah khitan itu wajib dilakukan oleh kaum wanita ataukah sekedar sunnah (mustahab).

Disebutkan dalam Tufatul Maudud, halaman 164 bahwa Saroh ketika menghadiahkan Hajar kepada nabi Ibrohim ‘alaihissalam , lalu Hajar hamil, hal ini menyebabkan ia cemburu. Maka ia bersumpah ingin memotong tiga anggota badannya. Nabi Ibrohim ‘alaihissalam khawatir ia akan memotong hidung dan telinganya, lalu beliau menyuruh Saroh untuk melubangi telinganya dan berkhitan. Jadilah hal ini sebagai sunnah yang berlangsung pada para wanita sesudahnya.

Dari Abu Harairah radhiyallahu’anhu Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ”lima hal yang termasuk fitroh yaitu: mencukur bulu kemaluan, khitan, memotong kumis, mencabut bulu ketiak, dan memotong kuku.” (HR. Imam Bukhori dan Imam Muslim)

Hukum Khitan Untuk Perempuan

Khitan secara bahasa diambil dari kata (ختن ) yang berarti memotong. Sedangkan al-khatnu berarti memotong kulit yang menutupi kepala dzakar dan memotong sedikit daging yang berada di bagian atas farji (clitoris) dan al-khitan adalah nama dari bagian yang dipotong tersebut. (lihat Lisanul Arab, Imam Ibnu Manzhur).

Berkata Imam Nawawi, “Yang wajib bagi laki-laki adalah memotong seluruh kulit yang menutupi kepala dzakar sehingga kepala dzakar itu terbuka semua. Sedangkan bagi wanita, maka yang wajib hanyalah memotong sedikit daging yang berada pada bagian atas farji.”(Syarah Sahih Muslim 1/543, Fathul Bari 10/340)

Khitan merupakan ajaran nabi Ibrohim ‘alaihissalam, dan umat ini diperintahkan untuk mengikutinya, sebagaimana dalam QS. An-Nahl: 123, “Kemudian Kami wahyukan kapadamu (Muhammad), “Ikutilah agama Ibrohim, seorang yang hanif.”

1. Hukum wanita sama dengan laki-laki, kecuali ada dalil yang membedakannya, sebagimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Dari Ummu Sulaim radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wanita itu saudara kandung laki-laki.” (HR. Abu Daud 236, Tirmidzi 113, Ahmad 6/256 dengan sanad hasan).

2. Adanya beberapa dalil yang menunjukkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut khitan bagi wanita, diantaranya sabda beliau: “Apabila bertemu dua khitan, maka wajib mandi.” (HR. Tirmidzi 108, Ibnu Majah 608, Ahamad 6/161, dengan sanad shahih).

Dari ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha berkata, Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apabila seorang laki-laki duduk di empat anggota badan wanita dan khitan menyentuh khitan maka wajib mandi.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Dari Anas bin Malik rodhiyallahu’anhu berkata, Rosulullahi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Ummu ‘athiyah,”Apabila engkau mengkhitan wanita biarkanlah sedikit, dan jangan potong semuanya, karena itu lebih bisa membuat ceria wajah dan lebih disenangi oleh suami.”(HR. Al-Khatib)

3. Khitan bagi wanita sangat masyhur dilakukan oleh para sahabat dan para shaleh sebagaimana tersebut di atas.

Waktu Khitan

Terdapat beberapa hadits yang dengan gabungan sanadnya mencapai derajat hasan yang menunjukkan bahwa khitan dilaksanakan pada hari ke tujuh setelah kelahiran, yaitu:

Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu’anhuma, bahwasannya Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan aqiqah Hasan dan Husain serta mengkhitan keduanya pada hari ketujuh.(HR. Thabrani dan Baihaqi)

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhu berkata, “Terdapat tujuh perkara yang termasuk sunnah dilakukan bayi pada hari ketujuh: Diberi nama, dikhitan,…” (HR. Thabrani)

Dari Abu Ja’far berkata, “Fathimah melaksanakan aqiqah anaknya pada hari ketujuh. Beliau juga mengkhitan dan mencukur rambutnya serta menshadaqahkan seberat rambutnya dengan perak.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)

Namun, meskipun begitu, khitan boleh dilakukan sampai anak agak besar, sebagaiman telah diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhyallahu’anhu, bahwa beliau pernah ditanya, “Seperti apakah engkau saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia ?” Beliau menjawab, “Saat itu saya barusan dikhitan. Dan saat itu para sahabat tidak mengkhitan kecuali sampai anak itu bisa memahami sesuatu.” (HR. Bukhori, Ahmad, dan Thabrani).

Berkata Imam Al-Mawardzi, ” Khitan itu memiliki dua waktu, waktu wajib dan waktu sunnah. Waktu wajib adalah masa baligh, sedangkan waktu sunnah adalah sebelumnya. Yang paling bagus adalah hari ketujuh setelah kelahiran dan disunnahkan agar tidak menunda sampai waktu sunnah kecuali ada udzur.

Thursday, August 18, 2016

Agama Adalah Nasihat

Islam menuntun manusia untuk mencari ilmu agama, menjadikan wajib bagi setiap yang beriman kepadaNya, semata-mata untuk keperluan hidup manusia itu sendiri. Maka, agama Islam itulah yang akan menjadi penasihat kita dengan hukum-hukum yang ditetapkan Allah atas manusia, dengan syariat Islam yang dituntunkan oleh Allah dalam KitabNya, dengan hikmah dan pelajaran dari manusia-manusia terdahulu yang tak ternilai harganya.

Tentang nasihat ini manusia sering lupa, atau kadang justru melupakan. Mereka lebih senang jika harus menuliskan masalah-masalahnya di dunia maya, sementara mereka lupa bahwa Allah sebaik-baik tempat mengadu, meminta jalan keluar, dan pemberi ketenangan. Dengan mempelajari agama kita akan diingatkan  tentang hakikat sabar dalam berbagai masalah kemudian bagaimana menyelesaikan masalah secara bijak dan tidak mengedepankan emosi.

Agama Islam mengajarkan kedewasaan dan kebijakan berpikir yang jarang bisa didapatkan sekalipun dalam training psikologi sekalipun. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk meninggalkan agama kita sendiri, melupakannya, dan menganggapnya omong kosong belaka.

Agama Adalah Nasihat

Sosok Abu Bakar al-Siddiq yang terkenal lembut dan ramah pernah bertindak tegas. Pada saat menjadi Khalifah pertama, nabi-nabi palsu seperti Tulaihah, dan Musailamah diperangi. Musailmah terbunuh oleh seorang budak bernamaWahsyi atas perintah khusus Abu Bakar. Nabi-nabi palsu ini diperangi karena melakukan penyesatan dan mengancam kaum Muslimin.

Abu Bakar memang terkenal ramah, tawadhu’ dan rendah hati, namun beliau tidak lemah menyikapi pelecehan agama. Seorang Yahudi bernama Finhas pernah dipukul oleh Abu Bakar karena Finhas memperolok-olok Allah Swt. Di depan beliau, Finhas mengejek sambil berkata: “Bukan kita yang memerlukan Tuhan, tapi Dia yang  memerlukan kita. Bukan kita yang meminta-minta kepada-Nya,  tetapi  Dia yang meminta-minta kepada kita. Kita tidak  memerlukan-Nya”. Sontak Abu Bakar memukul sekeras-kerasnya.

Dari kisah tersebut kita tahu bahwa dalam dakwah ada saat kita bersikap lembut dan ada masanya kita menunjukkan ketegasan, bukan kekerasan. Semua ada tempatnya masing-masing. Seorang da’i wajib tahu mana-mana tempat yang benar.

Apa yang dilakukan Nabi Saw yang mengusir orang Yahudi, dan Abu Bakar yang memerangi orang-orang yang menghina agama tidak dilakukan berdasarkan kebencian dan nafsu. Beliau juga tidak serta merta tanpa prosedur sebelumnya. Diberi peringatan terlebih dahulu dan diminta taubat kepada Allah Swt. Setelah itu baru ditindak. Sikap ini namanya tegas, bukan kekerasan.

Hasyim Asy’ari mewajibkan umat Islam Indonesia untuk membela agama Islam, berusaha keras menolak orang yang menghina al-Qur’an, dan sifat-sifat Allah Swt, dan memerangi pengikut ilmu-ilmu batil dan akidah yang rusak (KH. Hasyim Asyari, al-Tibyan, hal. 33). Kyai Hasyim menyeru bukan karena benci kepada para penista agama itu, justru sayang kepada agama, pemeluk agama, dan para pembencinya agar berhenti melakukan penodaan. Sebab, jika terus-terusan menodai Islam hingga mati, pertolongan Allah tidak didapatkannya.

Dalam interaksi muslim dengan non-muslim atau kepercayaan yang berbeda, Islam memiliki dua konsep penting; toleransi dan berdakwah. Toleransi (samahah) merupakan ciri khas dari ajaran Islam. Islam mempunyai kaidah dari sebuah ayat Al-Qur’an yaitu laa ikraaha fi al-dien (tidak ada paksakan dalam agama).

Namun bukan artinya tidak menyebarkan Islam. Tetapi, dakwah dalam Islam bersifat mengajak, bukan memaksa. Dari kaidah inilah maka ketika non-muslim (khususnya kaum dzimmi) berada di tengah-tengah umat Islam atau di negara Islam, maka mereka tidak boleh dipaksa masuk Islam bahkan dijamin keamanannya karena membayar jizyah sebagai jaminannya.

Toleransi antar umat beragama dalam muamalah duniawi, Islam menganjurkan umatnya untuk bersikap toleran, tolong-menolong, hidup yang harmonis, dan dinamis di antara umat manusia tanpa memandang agama, bahasa, dan ras mereka. Allah berfirman (yang artinya), Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim (QS. Al-Mumtahanah: 8-9).

Imam al-Syaukani dalam Fath al-Qadir berkata, bahwa maksud ayat ini adalah Allah tidak melarang berbuat baik kepada kafir dzimmi, yaitu orang kafir yang mengadakan perjanjian dengan umat Islam dalam menghindari peperangan dan tidak membantu orang kafir lainnya dalam memerangi umat Islam. Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah tidak melarang bersikap adil dalam bermuamalah dengan mereka. Kafir dzimmi itu dilindungi karena taat pada kepemimpinan Islam dan tidak menyebarkan kesesatan kepada umat Islam. Bahkan umat Islam dilarang mendzalimi ahl al-dzimmi ini.

Islam menjamin kebebasan beragama dan mengakui kemajemukan. Tempat ibadah non-muslim dan kepercayaan aliran lain tidak boleh diganggu. Islam juga terbuka membuka dialog-dialog cerdas. Namun, jika ada aktifitas dan gerakan publik menista kesakralan, aparat harus bertindak tegas. Sebab, masing-masing agama memiliki nilai kesakralan yang jika diusik memantik emosi pengikutnya. Segala bentuk penodaan dan pelecehan nilai-nilai sakral mestinya dilarang, apalagi digelar secara publik. Pengikutnya jelas memiliki hak untuk melakukan pembelaan.

Karena agama adalah nasihat, maka sejak sekarang nasihati diri kita sendiri dengan bekal ilmu agama yang kita miliki. Tidak ada kompromi terhadap penyimpangan agama, penistaan atau pencampur adukkan agama atas nama toleransi. Jika ada penyimpangan dan penistaan – yang bisa memancing konflik sosial – Islam segera mencegahnya, tidak boleh dibiarkan.

Sejarah Thariq Bin Ziyad

Sejarah Thariq Bin Ziyad, seorang budak belia dari suku Barbar di Afrika. Pertemuan dengan dakwah Islam membawanya ke medan perang, menghabiskan hidup bersama jihad fisabilillah. Siapa sangka, takdir Allah Subhanahu Wata’ala   membawanya ke bumi Andalusia sebagai panglima perang pasukan Islam, mengemban tugas dakwah untuk menaklukan kezaliman Raja Roderick dengan bahasa pedang. Atas keberhasilannya menaklukan Andalusia (Spanyol=pen), seorang sejarawan Barat, Philip K. Hitti memberikan komentarnya, “Penaklukan Spanyol adalah perjuangan pertama dan terakhir yang paling sensasional untuk bangsa Arab. Mereka berhasil menaklukan wilayah Eopa terluas dan memasukkannya dalam naungan kekuasaan Islam.”

Sejarah Thariq Bin Ziyad

Adanya penaklukan Andalusia memang berdampak luas kepada perubahan sosial di wilayah tersebut. Revolusi sosial meledak, kebebasan beragama diakui dan dijamin pemerintahan Islam. Mereka menjalankan dengan patuh, perintah wakil khalifah Islam di Afrika, Musa Bin Nushair yang mengatakan perubahan sosial positivistik ini menandakan Islam mampu membantahkan pandangan kalangan non Islam, bahwa jika Islam berkuasa maka berpotensi terjadi kekacauan besar.

Faktanya, Andalusia menjadi kawasan teraman dengan dua pilihan, penduduknya memeluk Islam atau membayar pajak kepada kekhalifahan islam.

Konsep keamanan penduduk Anadalusia itu tercermin dari perkataan Musa bin Nushair. “Saya berwasiat kepada kalian semua, taatlah kepada Allah Subhanahu Wata’ala  , Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam   dan pemimpin kalian. Niscaya kalian akan bahagia dunia dan akhirat. Berperanglah kalian karena Allah Subhanahu Wata’ala   dan bukan karena harta ataupun nama. Saya berwasiat kepada kalian. Janganlah membakar tanaman ataupun desa dan pepohonan yang berbuah. Jangan membunuh wanita dan orang tua, kecuali jika mereka bersenjata dan jangan membunuh anak-anak. Jangan pula membunuh mereka yang berlindung di dalam rumah atau tempat ibadah”

Sungguh sebuah pesan halus, bermakna dalam dan menyiratkan kepastian betapa luhurnya adab perang dalam Islam. Modal ketaatan itu yang mengiringi sekitar 12 ribu prajurit terbaik Islam menaklukan Andalusia. Angka 12 ribu terhitung cukup besar, namun untuk memilihnya bukan persoalan mudah.Tapi kecerdasan emosional, spiritual dan intelektual Thariq bin Ziyad berbicara dalam memilih 1 ribu orang pasukan tersebut. Ketika dihadapkan kepada keputusan untuk memilih 12 ribu prajurit Thariq menetapkan standar spritualitas sebagai bekal bertarung di medan perang.

Dalam memilih dan memilah pasukan, Thariq menetapkan adanya dua indikator “prajurit Islam terbaik” yakni siapa di antara pasukan yang tak pernah meninggalkan shalaf fardhu dan tak pernah absen dalam menjalankan dwitunggal (shalat tahajud dan witir-pen).  Satu alasan strategis atas indikator Thariq adalah kekuataan spritualitas adalah fondasi dasar dalam menjemput kemenangan. Thariq belajar sepenuhnya bagaimana shalat menjadi lambang kekuataan orang beriman. Dengan shalat, pasukan Islam diajarkan tunduk kepada keputusan Allah Subhanahu Wata’ala   apakah akan memberikan kemenangan atau menjemput predikat mati syahid.

Strategi Menguji Militansi

Tak hanya memilih pasukan terbaik, untuk menjemput kemenangan di medan perang, pasukan Thariq bin Ziyad menerapkan strategi perang pilihan. Dalam persoalan perang, Thariq membagi pasukannya menjadi empat kelompok pasukan. Kelompok pertama, pasukan pemanah yang dipimpin Amir dan berada di garda terdepan. Pasukan kedua, pasukan berkuda dipimpin Sufyan bertugas menggempur musuh dari sayap kiri. Pasukan ketiga, pasukan pejalan kaki menyerang dari sayap kanan dan pasukan terakhir dipimpin Thariq sebagai pasukan pendukung ketiga pasukan yang terbentuk.

Pembagian pasukan itu, terhitung unik sebab panah yang dilepaskan dari busur akan membunuh terlebih dahulu pasukan musuh. Memakai pasukan panah di depan adalah kunci strategis untuk mengalihkan perhatian musuh hanya terarah kepada satu kelompok pasukan saja. Jika strategi itu berhasil, serangan sayap kanan dan kiri tentu tidak terduga. Apalagi Thariq menyiapkan pasukan pendukung yang tak mudah diprediksi lawan.

Tidak hanya membagi pasukan, Thariq juga menerapkan strategi perang yang terbilang gila untuk ukuran zamannya, Thariq meminta kapal perang yang membawa pasukannya dari Afrika ke Andalusia dibakar. Strategi ini dipakai sebab dikhawatirkan kelak kendaraan dan alat perang tersebut jatuh ke tangan musuh. Sambil berdiri di puncak Jabal Thariq, panglima perang terbaik Islam ini berpidato lantang;

“Di belakang kita lautan, di depan kita musuh. Kita tidak dapat melarikan diri. Demi Allah Subhanahu Wata’ala  , kita datang ke bumi Andalusia untuk menjemput syahid atau meraih kemenangan. Demi Allah Subhanahu Wata’ala jika kita mundur, lautan akan menenggelamkan kita. Jika kita maju, musuh telah menanti kita. Kita hanya memiliki senjata, jika kita tenggelam di laut, nama kita tercemar dan Allah Subhanahu Wata’ala   akan mencabut rasa gentar di hati musuh. Jika kita maju, Allah Subhanahu Wata’ala   akan membuat musuh takut. Syahid dan syurga menunggu kita. Allah Subhanahu Wata’alau Akbar,” teriak Thariq mengobarkan semangat pasukan Islam.

Buah Manis Spritualitas

Jika ditelusuri mendalam, ada faktor kunci dalam kemenangan perang yang dijalani kaum muslimin. Spritualitas keimanan yang mendalam. Pasukan Islam meyakini, berjihad tak mengenal batasan usia dan waktu perang. Ketika perang menaklukan Andalusia, pasukan Thariq bin Ziyad sedang menjalani puasa Ramadhan.

Dalam meniupkan semangat berjihad kepada pasukannya, Thariq menanamkan kata-kata motivasi, “Saya sangat menyukai ketika berpuasa dalam cuaca panas terik kita sedang bertempur melawan musuh Islam. Sesungguhnya lapar dan haus tak menghalangi kita berjihad di jalan Allah Subhanahu Wata’ala. Sebab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam   pernah beperang di bulan Ramadhan dan mendapatkan kemenangan.”

Pesan spritualitas itu tidak hanya dikumandangkan sekali saja, dalam kesempatan lain Thariq mengingatkan pasukannya agar beperang karena Allah Subhanahu Wata’ala, bukan karena amarah. Takutlah kepada Allah Subhanahu Wata’ala, bukan kepada musuh. Jika sudah datang waktu shalat, kerjakanlah dan jangan meninggalkannya. Jangan pernah takut mati, sebab kematian Allah Subhanahu Wata’ala   yang menentukan. Pendek, namun pesan itu mengandung makna dalam bahwa keyakinan untuk syahid adalah modal utam menjemput kemenangan yang dijanjikan Allah Subhanahu Wata’ala.

Biografi Sultan Muhammad Al-Fatih

Ketika Constantinople akhirnya bisa ditaklukan oleh panglima perang terbaik – Muhammad Al-Fatih dengan tentara terbaiknya  29 Mei 1453, itu kabar baiknya bahwa Muhammad Al-Fatih dipuji oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam 8 abad sebelum kelahirannya – sebagai pemimpin perang terbaik dengan pasukan terbaik yang akan menaklukkan Constantinople, tentu amat sangat banyak yang bisa dipelajari dari Sultan yang di dunia barat disebut sebagai “Mehmet the Conqueror” (Mehmet Sang Penakluk) ini.

Ketika penaklukan itu terjadi dia baru berusia 21 tahun lebih 2 bulan (Kalender Masehi - sekitar 22 tahun Kalender Hijriyah), hafal Al-Qur’an sejak belia, menguasai tujuh bahasa dan berbagai bidang keilmuan yang ada pada jamannya, tidak pernah meninggalkan sholat jamaah sebagaimana dia juga perintahkan ke seluruh prajuritnya – dan bahkan dia sendiri tidak pernah meninggalkan sholat malam sejak dia balig. 

Biografi Sultan Muhammad Al-Fatih

Meskipun berbagai cara untuk penaklukan Constantinople dilakukan sejak beberapa generasi sebelumnya tanpa membuahkan hasil, cerita bahwa suatu saat Constantinople akan bisa ditaklukkan ini dahulu diteruskan dari generasi ke generasi pada jamannya.

Hingga sampai suatu saat - dengan ijin Allah - Muhammad Al-Fatih dengan bekal ketaatan dan kekuatan sholat malamnya, dengan bekal pengetahuannya yang sangat luas termasuk science pada jamannya – dia mampu membangun strategy perang yang tidak pernah terbayangkan oleh orang lain sebelum jamannya – maka penaklukkan Constantinople itu bisa benar-benar terealisir.

Penaklukan ini sekaligus menjadi bukti kebenaran Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: “Konstantinopel benar-benar akan ditaklukkan, maka sebaik-baik pemimpin pasukan adalah pemimpin pasukannya dan sebaik-baik pasukan-adalah pasukannya” (HR. Ahmad)

Salah satu strategy Muhammad Al-Fatih yang benar-benar out of the box sehingga pihak musuh-pun tidak pernah menduga sebelumnya adalah mendaratkan 70-an kapalnya, menariknya dengan landasan kayu yang diberi minyak binatang, mendaki bukit Galata menempuh perjalanan sejauh kurang lebih 16 km – dan itu hanya dilakukannya dalam waktu semalam !.

Keesokan harinya pasukan Byzantine yang memusatkan perhatiannya ke selat Bosporus dengan benteng-bentengnya yang sangat kokoh menghadang setiap musuh yang datang dari selat tersebut, terkejut bukan kepalang karena  armada 70-an kapal pasukan Muhammad Al-Fatih sudah berada di wilayah yang disebut tanduk emas (Golden Horn) mereka dengan titik pertahanan yang relatif lebih lemah (karena sudah dijaga di depan).

Saking tidak terpikirnya oleh mereka apa yang mereka hadapi saat itu, sampai-sampai sebagian pasukan Byzantine mengira hantu-hantulah yang membawa kapal-kapal Al-Fatih sampai bisa masuk ke belakang garis pertahanan mereka yang sangat kokoh. Sejak saat itulah pasukan Constantine terpecah konsentrasinya, menjadi kurang PD dan tembok pertahanan mereka mudah dihancurkan.

Dari mana orang seperti Muhammad Al-Fatih bisa berfikir di luar kebiasaan orang pada jamannya, di luar jangkauan kemajuan science yang tercapai saat itu ? bahwa kapal –kapal perangnya harus bisa mendaki bukit selain juga tentu harus bisa berlayar selayaknya kapal pada umumnya ?.

Itulah yang saya sebut dalam sejumlah tulisan sebelumnya sebagai bentuk aplikasi ayat “…bi a’yuninaa wa wahyinaa…” atau “ …dengan pengawasan Kami dan dengan wahyu Kami…”.(QS 11 :37 dan QS 23 :27). Nabi Nuh bisa membuat kapal yang menyelamatkan penduduk bumi yang taat dan seisinya, meskipun dia bukan seorang insinyur kapal.

Nabi Ibrahim ‘Alaihi Salam bisa membangun bangunan yang hingga kini tidak hentinya dikunjungi manusia dari seluruh penjuru bumi – yaitu Ka’bah, bukan karena dia seorang arsitek. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bisa membangun Negara yang sempurna, meskipun beliau adalah seorang yang umi. Semua itu dimungkinkan karena diawasi langsung olehNya dan diberi petunjukkanya langsung dalam wahyu-wahyu yang disampaikanNya.

Sebesar apapun pekerjaan itu, bila Dia sendiri yang mensupervisi pelaksanaannya dan Dia pula yang memberikan juklak atau petunjuk pelaksanaannya, maka yang nampaknya tidak mungkin menjadi mungkin.

 Strategi yang luar biasa yang tidak terbayang oleh musuh, seperti menarik kapal melintasi bukit yang dilakukan oleh  bersama para pasukannya tersebut di atas tentu juga karena mendapatkan pengawasan langsung dari Allah dan dengan petunjuk melalui Wahyu-wahyuNya “…bi a’yuninaa wa wahyinaa…”  – yaitu ayat-ayat Al-Qur’an yang dihafalnya sejak dia masih kecil.

Monday, August 15, 2016

Manfaat Shalat untuk Kesehatan

Sholat adalah saat-saat dimana seorang hamba berinteraksi dengan Rabbnya. Dan tidak didapati keutamaan semacam ini dalam ibadah-ibadah lain kecuali dalam sholat. Yaitu keadaan di mana Tuhanmu menjawab setiap bacaan Alfatihah mu: Hamba-Ku memuji-Ku… HambaKu menyanjung-Ku. Pesan semacam ini bila kita hadirkan dalam hati kita ketika sholat, sungguh akan sangat membantu untuk khusyu. Sehingga bacaan Al Fatihah, seperti lalu begitu saja. Tidak ada perasaan bahwa saat itu Robb semesta alam sedang menjawab setiap bacaannya.

Manfaat Shalat untuk Kesehatan

Barangkali sebagian dari umat Islam ada yang menganggap shalat hanya sebatas kewajiban dan ibadah ritual kepada Allah subhanahu wata’ala. Sehingga banyak sekali dari Muslimin ketika imannya sedang turun yang menggap hal itu membosankan sampai-sampai meninggalkan shalat dengan urusan duniawi semata. Namun, di balik itu semua kita pasti akan terkejut saat mengetahui fakta ilmiah yang sarat manfaat di balik gerakan dan bacaan itu. Dibawah ini adalah manfaat shalat untuk kesehatan:

1. Shalat mampu mengurangi kekhawatiran dalam diri
Berbagai kajian psikologi modern mengungkapkan bahwa semua motivasi dan daya rasa manusia sangat terkait erat dengan perubahan zat kimia dalam otak. Meningkatnya adrenalin dalam tubuh sebanding dengan peningkatan kekhawatiran dalam diri seseorang. Selanjutnya hal tersebut akan berpengaruh pada meningkatnya detak jantung akibat tekanan darah menuju jantung.

Selain itu, syaraf menjadi menjauh dari sistem pencernaan sehingga prosesnya terganggu. Kadar gula pada hati semakin menumpuk dan persentasenya meningkat dalam aliran darah. Jika semuanya itu terus terjadi, maka permasalahan pada tubuh dan akhirnya otak pun terjadi. Berbagai gejolak pemikiran dan penyimpangan perilaku ini menjadi imbas pengaruh buruk tersebut.

Dengan shalat yang khusyu’ dapat dipastikan kekhawatiran dalam diri akan hilang. Maka benarlah apa yang disabdakan Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam, “Istirahatkanlah diri kami dengan shalat wahai Bilal”. Demikianlah ajakan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam agar Bilal radhiallahu ‘anhu mengumandangkan adzan agar Beliau dan sahabat melakukan shalat untuk bermunajat dan menenangkan hati kepada-Nya.

2. Manfaat sujud dari segi substansi kesehatan
Pengulangan sujud dalam shalat setiap harinya minimal dilakukan 34 kali. Bilangan tersebut dianggan bilangan yang tepat untuk meningkatkan aktivitas otot dan saraf tubuh serja menjaga keseimbangan antar sendi, khususnya tangan, paha. lutut dan kaki. Dengan aktivitas sujud juga, peredaran darah dalam tubuh bisa berjalan dan bergerak dengan mudah dari atas ke bawah. Selain itu meningkatnya lipatan tangan mampu melancarkan peredaran darah dari atas pergelangan ke bawah hingga mampu mencegah infeksi yang umumnya menyerang pergelangan tangan.

3. Manfaat Kekhusyu’an dalam Sholat
Kemampuan untuk memusatkan pikiran biasa dialami oleh setiap individu dalam kehidupannya. Misal, seorang pemimpin akan memusatkan pikirannya dalam menghadapi masalah. Hal yang dapat menurunkan kemampuan memusatkan pikiran dan bahkan merusaknya adalah penyimpangan dan terlalu sibuk dalam menuruti hawa nafsu. Akal merupakan alat yang mengagumkan dan memiliki kemampuan yang sangat hebat jika difokuskan pada suatu titik.

Dengan menghadirkan hati dalam setiap kalimat yang diucapkannya dengan tujuan meningkatkan semangat dan kekuatan untuk berkeinginan dalam beraktivitas. Jika saja mereka tahu tentang sholatnya kaum Muslim. Dan harap dicatat, obyek yang dituju dalam shalat adalah Dzat Yang Maha Agung, tentu saja kekuatan yang didapatkan sangat jauh lebih hebat.

Akhir-akhir ini, muncul kontroversi hukum haram terhadap yoga. Banyak pro dan kontra atas isu tersebut. Jika kita mengacu pada manfaat kekhusyukan dalam shalat serta temuan bahwa shalat mampu menghilangkan kekhawatiran dalam diri dengan menuju kepada Allah, Dzat Yang Maha Agung, lalu kenapa kita malah memalingkan diri dari shalat yang merupakan manifestasi yang dahsyat dan malah memilih melakukan meditasi yoga yang tidak bernilai ibadah? Sungguh tidak perlu diperdebatkan dengan menguras nalar.

Maka benarlah firman Allah, “Sesungguhnya sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya.” (QS Al-Mu’minuun: 1-2)

4. Sholat mampu menyebuhkan rematik
Para ilmuwan dan juga para dokter mengungkapkan, salah satu cara untuk menyembuhkan rematik (khususnya pada tulang punggung) yang disebabkan ketidakseimbangan otot adalah dengan berolahraga. Berdasarkan saran para dokter Muslim, maka tidak ada solusi terbaik untuk menghindari rematik sejak dini, kecuali dengan melaksanakan shalat 5 waktu secara konsisten. Menurut mereka, gerakan shalat adalah jenis gerakan terbaik yang mampu mengembalikan fungsi otot dengan baik.

Gerakan yang dimaksud adalah gerakan rukuk, berdiri tegak dan sujud. Tentu saja gerakan itu adalah gerakan yang thu’maninah (tidak tergesa-gesa) dan sebaiknya lebih lama. Gerakan yang dilakukan secara berulang tersebut merupakan terapi terbaik dan penyembuhan terhebat bagi siapapun yang menderita penyakit tulang dalam waktu yang cepat.

5. Manfaat shalat untuk kelancaran sistem peredaran darah
Penelitian kedokteran mengungkapkan bahwa kasus tersumbatnya peredaran darah yang berimbas pada terhambatnya fungsi paru-paru dan kasus tersumbatnya peredaran darah di kaki bukanlah termasuk kasus yang dialami oleh kaum Muslimin yang disiplin melakukan shalat. Kasus ini umumnya banyak dialami oleh penderita dengan persentase 5 dari seribu orang non-Muslim pasca bedah.

Mengapa, karena kajian kedokteran mengungkapkan bahwa gerakan ruku’ dan sujud dalam waktu yang lama mampu menstabilkan detak jantung kita, sehingga peredaran darah berjalan lancar serta meminimalisir tekanan darah tinggi secara akut di kepala. Maasyaa Allah berkah sekali, shalat ini bagi umat Muslim.

6. Sholat merupakan gerak olahraga terbaik
Beberapa tahun terakhir tersebar penyakit desk di kalangan penduduk Perancis dengan persentase 18 dari 20 orang karena duduk dalam waktu yang lama di perpustakaan. Lucunya, para dokter yang menganalisisnya malah merekomendasikan dan menyimpulkan bahwa shalat dalam agama Islam adalah solusi terbaik untuk terapi penyakit desk. Mengapa demikian?

Ternyata diketahui secara medis bahwa dengan disiplin melakukan shalat setiap waktunya plus shalat malam, berdampak pada perubahan pada gerak otot. Hal ini mampu membangkitkan semangat baru pada tubuh, mengikis timbunan lemak di sekitar perut dan paha dan memperlambat efek-efek penuaan pada tubuh.

Bahkan, konsistensi shalat pun mampu menjaga bentuk ideal tubuh dan gerakannya, serta mempercepat munculnya vitalitas tubuh secara non stop 24 jam setiap harinya. Dengan demikian, shalat adalah latihan yang paling mudah dan cocok dijadikan sebagai olah tubuh dalam menjaga kesehatan tubuh.

10 Malaikat yang Wajib Diketahui dalam Islam

10 Malaikat yang Wajib Diketahui dalam Islam, Tuhan telah mengabarkan kepada manusia akan keberadaan malaikat. Bahkan Allah jadikan keimanan kepada malaikat sebagai salah satu rukun iman, yang tanpanya iman seseorang tidak akan diterima. Dengan mengenal mereka kita akan lebih mengetahui kebesaran Allah yang memiliki tentara-tentara seperti malaikat. Rosulullah SAW bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya arsy, dan jin diciptakan dari nyala api, dan adam dari apa yang sudah diceritakan kepada kalian”.

Dengan mengenal malaikat pula, kita akan merasakan kasih sayang Allah yang telah melindungi kita dengan mengutus para malaikat untuk menjaga kita, mencatat amal amal kita, membisiki kita untuk berbuat baik dan lain sebagainya. Juga dengan mengenal malaikat kita akan mencintai mereka, sebagai hamba Allah yang selalu taat kepada Nya. Di sinilah menjadi penting bagi setiap muslim untuk mengenal malaikat.

Mereka juga memiliki sayap. Meskipun berbeda beda jumlah sayapnya. Di antara mereka ada yang memiliki dua sayap, tiga atau empat sayap, bahkan ada yang memiliki enam ratus sayap sebagaimana malaikat Jibril. Allah ta’ala berfirman, “Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat…” (Qs. Fathir: 1).

10 Malaikat yang Wajib Diketahui dalam Islam

Malaikat adalah jamak dari kata Malak, yang secara bahasa bermakna Mursil ; utusan.Mereka adalah makhluk ghoib yang Allah yang ciptakan dari cahaya, tidak memiliki sifat ketuhanan, selalu taat kepada perintah Allah dan tidak pernah bermaksiat kepada Allah. Jumlah malaikat sangat banyak, tidak ada yang mengetahui selain Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman, “dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhan mu melainkan dia sendiri” (Qs. Al Muddatsir: 31). Adapun nama-nama malaikat yang wajib diketahui antara lain:

1. Jibril – Malaikat Jibril ini tugasnya adalah menyampaikan wahyu yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi dan Rasul. Terdapat ayat yang menjelaskannya di Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 97.

Mengenai malaikat jibril, Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah melihat dalam bentuk aslinya selama dua kali. Yang pertama ketika di abthah, Rosulullah melihat Jibril menampakan dirinya dalam bentuk aslinya, dengan enam ratus sayap yang menutupi ufuk. Yang kedua adalah ketika Rosulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dinaikan ke langit pada malam Mi’roj. Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha” (Qs. An Najm 13-14)

2. Mikail – Jika anda pernah mendapat rizki dalam hidup anda berupa apa saja, bisa harta, kesehatan atau apapun. Ketahuilah bahwa malaikat Mikail lah yang membagikan rizki tersebut. Ya, malaikat Mikail tugasnya adalah membagikan rizki.

3. Israfil – Dalam rukun iman yang terakhir atau yang keenam kita umat manusia khususnya umat muslim wajib beriman kepada hari kiamat. Ketahuilah bahwa pada hari kiamat nanti akan ada malaikat yang bertugas untuk meniup terompet Sangkakala namanya, pertanda bahwa berakhir sudah kehidupan di dunia ini. Malaikat yang mendapat tugas tersebut adalah malaikat Israfil, sang peniup Sangkakala.

4. Izrail – Allah berfirman dalam Al-Qur’an pada surat Ali Imran ayat 185 yang berbunyi “setiap yang bernyawa pasti akan mengalami mati”. Ketahuilah, bahwa malaikai Izrail lah yang bertugas untuk mencabut nyawa.

5. Munkar – Ketika kita sudah mati dan berada dalam kubur, ada malaikat yang akan menanyakan amal perbuatan kita semasa kita hidup dan akan menyiksa kita ketika kita tidak bisa menjawabnya, yakni malaikat Munkar yang bertugas menanyakan amal perbuatan manusia di alam kubur.

6. Nakir – Adalah malaikat Nakir yang mempunyai tugas yang sama dengan malaikat Munkar, malaikat Munkar dan Nakir mempunyai tugas yang sama di alam kubur yaitu menanyakan amal perbuatan manusia di alam kubur.

7. Raqib – Manusia didunia ini pasti pernah melakukan sesuatu yang baik maupun buruk, terlepas dia sengaja atau tidak. Ketahuilah bahwa ada malaikat yang bertugas mencatat semua amal perbuatan kita yang baik semasa kita hidup di dunia ini. Dia adalah malaikat Raqib, sang pencatat amal baik.

8. Atid – Jika kita tadi membahas malaikat Raqib yang tugasnya mencatat amal baik manusia pada semasa hidupnya. Lain dengan malaikat Atid, malaikat Atid mempunyai tugas kebalikan dari malaikat Raqib yaitu mencatat seluruh amal buruk perbuatan manusia sema hidup di dunia.

9. Malik – Percayalah bahwa kita semua tidak akan mau menyinggahi tempat yang satu ini, tempat ini diciptakan untuk orang-orang yang kufur kepada Allah SWT, orang-orang yang tidak berada dijalanNya dan tidak pernah patuh kepada perintahNya, tempat tersebut adalah neraka. Dan malaikat yang bertugas menjaga pintu neraka adalah malaikat Malik.

10. Ridwan – Berbeda dengan yang diatas, jika kita orang yang selalu amanah dijalan Allah SWT, orang yang yang selalu taat pada perintahNya dan layak untuk singgah di surga nya Allah SWT. Ketahuilah, bahwa disana ada malaikat Ridwan sang penjaga pintu surga.

Keteladanan Nabi Ibrahim dan 4 Burung

Empat ekor burung dilatih oleh sang tuan. Acap kali dipanggil, mereka akan segera mendatangi "pelatih"nya itu meski berlokasi amat jauh. Burung-burung itu amat jinak dan menuruti setiap panggilannya.

Namun suatu hari, sang tuan menebas burung itu satu persatu. Tak hanya dibunuh, burung-burung cantik itu juga dicincang hingga tubuh mereka terpotong-potong menjadi banyak bagian. Si pemilik burung itu pun mencampur adukan potongan-potongan tubuh hewan peliharaannya.

Ia lalu menaiki bukit kemudian menaruh seperempat bagian cacahan daging. Kemudian menuju bukit lain dan melakukan hal sama. Demikian seterusnya hingga empat bukit.

Pria itu pun kemudian turun dari bukit dan berjalan menjauh. Seakan tak pernah mencincang hewan yang sudah dipelihara dan dilatih tersebut, ia pun kemudian memanggil mereka dengan seruan dan tepukan. Tak lama hewan-hewan yang sudah mati itu mendatanginya dengan kondisi utuh dan hidup. Menakjubkan! Padahal empat burung itu telah dibunuh bahkan dicacah. Potongan tubuh mereka pun bahkan dipisah-pisah jauh. Namun keempatnya hidup kembali.

Pemilik empat burung itu bukan lain sang nabiyullah yang hanif, Nabi Ibrahim 'alaihis salam. Apa yang dikerjakan beliau pun bukan tanpa arti. Bermula ketika bapak agama samawi tersebut melihat bangkai hewan hingga tinggal tulang belulang. Ibrahim yang tengah mencari ketauhidan pun bertanya-tanya, bagaimana Allah menghidupkan kembali bangkai dan jazad yang telah mati.

Nabi Ibrahim pun berseru meminta kepada Allah, "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati," pinta beliau.

Allah pun berfirman, "Belum yakinkah kamu?"

Ibrahim pun menjawab, "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)," ujarnya. Allah pun kemudian memperintahkan apa yang dilakukan Ibrahim tersebut.

Allah berfirman: "Kalau demikian tujuanmu, ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. Letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera," firman Allah.

Nabi Ibrahim pun segera melaksanakan panduan Allah. Beliau melatih empat ekor burung hingga jinak. Kemudian melakukan seperti yang dikisahkan tadi. Saat memanggil burung-burung yang telah menjadi bangkai, nabi Ibrahim pun takjub bukan main. Hanya dengan "kun" (jadilah), Allah menghidupkan kembali empat burung yang telah tewas, dicacah bahkan dipisahkan bangkai tubuhnya. Maka yakinlah Nabi Ibrahim bahwa Allah Maha Kuasa, mudah bagi Allah menciptakan dan menghidupkan kembali.

Kisah Nabi Ibrahim dan empat burung yang membuktikan kuasa sang pencipta Allah tersebut pun dikabarkan dalam Al Qur'an Surah Ibrahim ayat 260. Di akhir ayat disebutkan, "Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". Kabar kisah dipotong-potongnya empat burung kemudian disatukan oleh Allah untuk dihidupkan kembali merupakan kisah tafsiran menurut Ibnu Katsir dan Ath-Thabari.

Ibnu Katsir dalam "Stories of the prophets" menyebutkan bahwa Nabi Ibrahim merupakan hamba Allah yang bertauhid. Beliau juga banyak melakukan perjalanan kepada Allah yang menghantarkannya pada keyakinan atas keesaan Allah. Kisah diatas pun terjadi saat Nabi Ibrahim ingin tahu mengenai kehidupan setelah kematian. Demikianlah kemudian Nabi Ibrahim meminta petunjuk Allah untuk memberinya pengetahuan. Maka diperintahkanlah tentang empat burung tersebut.

Drai kisah tersebut nampak jelas bahwa Allah Maha segala sesuatu, apa yang diperitahkannya hanya "Kun, fayakun", Jadi, maka terjadilah. Allah maha membangkitkan sebagaimana dalam salah satu sifatNya dari Asmaul Husna, Al Baa`its yakni Yang Maha Membangkitkan. Dalam Al Qur'an banyak disebutkan sifat Allah yang agung tersebut. Dalam Al Qur'an juga disebutkan kemampuan Allah membangkitkan seperti halnya tanaman yang disuburkan setelah mati.

"....Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur," surah Al Hajj 5-7.

Dengan meyakini sifat Allah tersebut, tentu muncul keyakinan atas kebangkitan manusia dari alam kubur. Allah akan membangkitkan setiap manusia yang mati untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di dunia.

"Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?." Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya)," Surah Yasin ayat 52.

Kisah Sayyidina Ali dan Pakaian Besi

Dalam kitab Subulus Salam, karya al-Shan’ani dikisahkan, suatu hari, Khalifah Ali bin Abi Thalib sedang berjalan-jalan di Kota Madinah. Ia memantau segala situasi dan kondisi masyarakat Madinah. Tak disangka, saat itu ia melihat seseorang sedang memakai baju besi.

Ali mengenali baju besi tersebut. Dirinya sangat yakin baju besi itu adalah miliknya yang telah hilang beberapa waktu sebelumnya saat Perang Shiffin.

Tanpa menunggu waktu, Khalifah Ali langsung mendatangi orang yang bersangkutan dan diketahui seorang Yahudi. Ali menyatakan baju besi itu adalah kepunyaannya.

Tentu saja kedatangan Khalifah Ali yang mendadak itu membuat si Yahudi ini kaget. “Baju besi ini kepunyaanku yang jatuh dari untaku (Awraq) saat Perang Shiffin,” kata Ali.

Si Yahudi menolak pernyataan Ali, dan ia pun mempertahankan baju besi yang dipegangnya dengan argumentasi yang meyakinkan. “Tidak, baju besi ini milikku,” kata dia.

Karena saling mengklaim, maka keduanya sepakat untuk membawa perkara itu ke mahkamah keadilan. Hakim yang menjadi pengadil adalah Syuraih bin Al-Harits Al-Kindi Rahimahullah (RA), dan merupakan sahabat dekat Khalifah Ali.

Di mahkamah keadilan, Ali duduk di sisi Syuraih. Sedangkan si Yahudi duduk di hadapan keduanya. Ali mengatakan, dirinya ingin duduk berdampingan dengan si Yahudi, namun dia merasa enggan.

Ali pun mengadukan hal yang menjadi perdebatan di antara dirinya dengan si Yahudi. “Wahai tuan hakim, aku menuntut orang Yahudi ini karena ia telah menguasai baju besi milikku, tanpa sepengetahuanku,” ujar Ali kepada Syuraih.

Syuraih menoleh ke arah si Yahudi dan bertanya, ”Betulkah tuduhan Ali, baju besi yang berada di tanganmu itu miliknya?” Orang Yahudi itu menyanggahnya. ”Tidak, tuan hakim. Baju besi ini kepunyaanku,” kata dia.

Ali tampak emosional dan menuding si Yahudi telah berbohong. “Dia bohong, baju besi itu milikku, dan aku sangat mengenali baju besi itu,” kata Khalifah Ali menegaskan.

Syuraih pun menengahi agar Ali tidak berpanjang-panjang. ”Begini, Saudara Ali bin Abi Thalib. Yang terlihat, baju besi itu kini berada dalam penguasaan Yahudi ini. Jadi, kalau engkau mengklaim baju besi itu milikmu, engkau harus mengajukan dua saksi atau bukti-bukti lainnya.”

Ali pun siap dengan permintaan Syuraih. Ia pun menunjukkan dua anaknya, Hasan dan Husein untuk menjadi saksinya. Namun demikian, kedua saksi yang ditunjuk Ali, ternyata ditolak oleh Syuraih.

”Kesaksian anak kandung, berapa pun jumlahnya, tidak sah menurut hukum yang berlaku. Jadi, kalau tidak ada bukti-bukti lain, tuduhanmu itu batal dan baju besi ini mutlak kepunyaan Yahudi ini,” kata Syuraih.

Karena tak bisa lagi menunjukkan bukti lainnya, Ali menerima vonis yang telah diputuskan oleh Syuraih yang ditunjuk oleh keduanya untuk menjadi pengadil di antara mereka.

Tuduhan Khalifah Ali yang juga kepala negara dibatalkan oleh pengadilan. Dan baju besi, tetap berada di tangan si Yahudi.

Ali pun dengan lapang dada menerimanya, walau saksi yang mau diajukannya sangat mengetahui kasus yang sebenarnya. Namun, karena itu dianggap bagian dari ‘nepotisme’, maka kesaksiannya tidak dibenarkan.

Menyaksikan sikap Ali yang legowo (lapang dada), terketuklah hati si Yahudi. Ia pun mengakui baju besi itu adalah milik Ali yang terjatuh saat Perang Shiffin. Ia kemudian bersyahadat.

Belajar Ilmu Ikhlas dari Para Nabi

Belajar ilmu ikhlas dari para Nabi, sebelum angan-angan berubah menjadi imajinasi yang tidak terarah, kurang terkendali, dan liar. Bicara kita menjelma menjadi hasud, dendam, sombong, niat jahat, intrik terhadap kawan seperjuangan, ghibah, namimah, syatam (mencela kesana sini), mengobral janji, kasak kusuk, dan sumpah serapah. Maka hidup akan kehilangan kekuatan inti yang sesungguhnya sangat kita perlukan. Hati merasa sempit di tengah samudera luas tidak bertepi. Jauh dibawah sorotan cahaya illahi.

Roda kehidupan memang pasti bergulir, ada saat bahagia ada saat berduka. Ada saat aman tentram, kadang kala ada tantangan yang di antaranya mungkin berupa ancaman. Seperti manusia pada umumnya, seperti itu pula kehidupan Nabi-Nabi Allah. Dan, dari kisah mereka yang Allah pilih sebagai utusan-Nya itu, kita bisa belajar bagaimana menghadapi situasi sulit, termasuk kala menghadapi ancaman, sementara kita tidak hidup melainkan dalam rangka menjaga iman dan Islam.

“Perumpamaan hidayah dan ilmu yang dengannya aku diutus oleh Allah, seperti tamsil hujan lebat mengguyur bumi. Maka ada tanah yang bagus menerima air kemudian menumbuhkan tanaman hijau dan rumput yang banyak. Dan ada tanah keras yang bisa menahan air, kemudian Allah berikan manfaatnya bagi manusia, sehingga mereka bisa mengambil air minum, menyirami, dan bercocok tanam. Dan ada lagi hujan yang mengguyur bumi yang licin, tidak menyerap air dan tidak menumbuhkan tanaman. Itulah tamsil orang yang memahami agama Allah dan petunjuk yang aku diutus Allah dengannya memberi manfaat baginya, maka ia tahu dan mengajarkannya kepada orang lain, dan tamsil orang yang tidak peduli dengan agama Allah dan tidak menerima hidayah Allah dengannya aku diutus.”
(HR. Bukhari, Shahih Al Bukhari 1/28).

Belajar Ilmu Ikhlas dari Para Nabi

Belajar ilmu ikhlas dari apa yang dilakukan Nabi Syu’aib kala menghadapi ancaman dari kaumnya. “Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri dari kaum Syu’aib berkata, “Wahai Syu’aib, pasti kami usir engkau bersama orang-orang yang beriman dari negeri kami, kecuali engkau kembali kepada agama kami.” (QS. Al-A’raaf [7]: 88).

Ayat di atas menjelaskan perihal kerasnya hati orang kafir, sehingga alih-alih menerima seruan Islam, mereka malah mengancam akan mengusir Nabi Syu’aib bersama pengikutnya. Tetapi, Nabi Syu’aib tidak bergeming. Beliau tetap dalam kebenaran iman dan Islam. Dan, dalam situasi seperti itu dengan lantang beliau berkata, “Hanya kepada Allah kami bertawakkal.”

Kemudian Nabi Syu’aib berdoa, “Ya Rabb kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan haq.” QS. Al-A’raaf [7]: 89). Ibn Katsir menulis, Artinya berikanlah keputusan antara kami dan mereka dan menangkanlah kami atas mereka.

Jadi, kala menghadapi situasi sulit apapun, termasuk yang mengancam keselamatan jiwa dan raga, pertama yang mesti kita lakukan adalah bertawakkal hanya kepada Allah, kemudian berdoa kepada Allah agar diberkan kemenangan.

Dalam konteks kehidupan masa kini, ancaman tersebut bisa berupa pemutusan hubungan kerja kalau melepas jilbab misalnya. Ancaman berupa penundaan kenaikan pangkat jika tidak menuruti kehendak atasan yang sebenarnya salah dan melanggar aturan. Serta beragam bentuk ancaman-ancaman yang pada hakikatnya menekan diri kita agar melakukan pelanggaran atau ketidakbenaran.

Oleh karena itu, jangan panik apalagi menyerah dengan tanpa pikir panjang langsung melakukan sesuatu karena takut ancaman. Sebaiknya bertawakkallah dan berdoa kepada Allah agar diberikan kemenangan.

Demikian pula yang dilakukan oleh Fir’aun terhadap kaum Nabi Musa dari golongan tukang sihir yang seketika beriman tatkala sihir mereka dikalahkan oleh mukjizat Nabi Musa. Fir’aun mengancam bahwa dirinya akan memotong kedua tangan dan kaki mereka dengan bersilang dan mereka akan disalib semua.

“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan Muslim (berserah diri kepada-Mu).” (QS. Al-A’raaf [7]: 126).

Bahkan Nabi Musa menguatkan para pengikutnya dengan mendorong mereka untuk terus memohon kepada Allah dan bersabar. “Musa berkata kepada kaumnya, “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah.” (QS. Al-A’raaf [7]: 128).

Oleh karena itu, seberat apapun masalah hidup atau ancaman yang kita terima, tetaplah menjadi Muslim, lalu berdoa dan bersabarlah, karena keduanya adalah keteladanan dari Nabi Musa dan kaumnya, dan jika kita amalkan, insha Allah pertolongan-Nya akan datang sesuai dengan kehendak-Nya.

Namun, jika situasi dan kondisi sudah tidak lagi bisa kompromi dalam hal iman dan Islam, maka kita bisa mengambil cara pamungkas yang dilakukan juga oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu alayhi wasallam, yakni hijrah. Berpindah tempat demi terpeliharanya iman dan Islam.

Satu hal yang patut kita yakini, bumi Allah luas, Allah Maha memberi Rizki, maka jangan takut terhadap kemiskinan dan kesusahan jika selama kita memilih hijrah adalah demi menyelamatkan iman dan Islam. Allah pasti akan mendengar, menolong dan membela kita.

Dengan demikian, untuk apa frustasi, depresi dan stress kala menghadapi situasi dan masalah sulit. Kembalikan semua kepada Allah lalu perkuat doa dan kesabaran diri. Jika itu maksimal dilakukan dan tekanan terus mengancam, hijrahlah.

Jadi, gak perlu ke paranormal alias dukun, curhat di media sosial, dan putus asa. Kembali kepada Allah dan Rasul-Nya, karena di sana ada solusi terhadap segala masalah yang pasti mujarrab dalam menjawab segala macam problematika kehidupan umat Islam. Jika Nabi-Nabi Allah telah membuktikan kemujarabannya, apa yang membuat kita ragu untuk mengikuti jejak mulia mereka?

Cara Merasakan Manisnya Iman

Cara merasakan manisnya iman, Ketika hati itu menjadi keras, tidak bisa menerima nasihat dan peringatan. Hati mereka tidak bisa lembut sekalipun didatangkan janji dan ancaman. Kebanyakan mereka menjadi orang yang fasiq. Yakni hati mereka rusak karena debu debu dosa melekat dalam kepribadian mereka, maka perilaku mereka batil. Karena itu, sebelum hati benar benar rusak, kita butuh suasana yang akan mengajak kita berdialog dengan diri sendiri.

Beriman kepada Allah adalah sarana penjernihan jiwa, pencerahan kalbu, penguatan azzam (tekad), pengokohan niat dan motivasi, penajaman orientasi, agar kita tetap istiqomah menapaki jalan yang lurus. Suasana yang mampu membawa kita mencermati sisi gelap, bau tidak sedap, dan sisi terang, diri kita. Suasana seperti ini memudahkan kita berdialog langsung dengan realitas metafisik, dan mendorong kita untuk terampil mengelola gejolak emosi.

Cara Merasakan Manisnya Iman

Iman yang bisa melahirkan ketegaran, keteguhan jiwa kepada pemiliknya, sekalipun berhadapan dengan kezaliman raja, bahkan melawannya. “Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya : Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS. 9 : 40).

Iman-lah yang menjadikan Nabiyullah Muhammad Saw bisa tertidur dengan pulas sekalipun nyawanya dalam keadaan terancam. Karena sandarannya yang demikian kuat kepada hanya kepada Allah, bukan kepada yang lain.Bukan karena jabatan-jabatan, posisi, bukan pula uang, atau senjata.

Karena itu, apapun namanya di dunia ini, entah kedudukan, kekayaan, kepandaian, kecantikan yang tidak ditemani oleh iman ia hanya akan membuat pemburunya senantiasa kecewa. Ia disangka air yang bisa membasahi kerongkongan yang kering karena kehausan. Namun setelah didatanginya, sesungguhnya hanyalah berupa fatamorgana.

Bobot keimanan para sahabat yang dibina lansung dalam madrasah nubuwwah, sungguh kita akan berdecak kagum. Dengan iman lahirlah orang seperti Bilal bin Rabah, yang mampu bertahan di bawah tekanan batu karang raksasa dengan terik matahari padang pasir yang membakar tubuh hitam kelamnya. Ia sukses membunuh majikannya dalam peristiwa perang Badar. Ia yang semula seorang budak bisa berubah menjadi manusia besar.

Abu Bakar yang lembut, selalu meneteskan air mata setiapkali menjadi imam shalat, menjadi sangat keras dan tegar melebihi ketegasan Umar bin Khathab ketika memerangi kaum murtaddin (keluar dari Islam dan menolak syariat zakat). Umar adalah pemimpin besar dan terhormat, yang rela membawa gandum dipundaknya langsung ke rumah seorang perempuan miskin di kegelapan malam. Siapa pemimpin kita di dunia bisa seperti ini?

Khalid bin Al Walid, si pedang terhunus, menyukai malam-malam dingin dalam jihad fii sabilillah daripada seorang cantik di malam pengantin. Sedang seorang pemuda Ali bin Abi Thalib bersedia memakai selimut Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) dan tidur menggantikan posisi beliau ketika kaum kuffar sedang berencana melakukan makar atasnya. Di mana kita bisa mencari para pemuda-pemuda Muslim yang rela menyerahkan “dadanya” untuk kemuliaan Islam di saat mereka selalu ingin kesenangan dan hura-hura?

Utsman bin Affan dengan senang hati membeli sumur “Raumah” milik Yahudi dengan harga dua kali lipat untuk mengatasi krisis air yang menimpa kaum Muslimin Madinah. Ia juga menginfakkan seluruh hartanya pada medan peperangan yang dikenal sulit (jaisyul usrah), perang Tabuk.

“Dan orang-orang kafir, amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. ” (QS. 24 : 39).

Karenanya, orang-orang kafir itu –karena amal-amal mereka tidak didasarkan atas iman, tidaklah mendapatkan balasan dari Allah Subhanahu Wata’ala di akhirat– walaupun di dunia mereka mengira akan mendapatkan balasan atas amalan mereka itu.

Kata Nabi, gerakan iman laksana taman yang menghiasi kehidupan. Di huni oleh para ulama yang mengamalkan ilmunya. Para umara yang mengelola kekuasaanya dengan keadilan. Para pebisnis yang berniaga dengan kejujuran. Masyarakat bawah yang rajin beribadah. Dan para kaum profesional yang bekerja dengan taat aturan. Iman yang mengubah manusia fatalis, konsumtif, menjadi sosok yang produktif, kreatif, inovatif dan dinamis.

Mari kita rawat keimanan yang kita miliki selama agar tak terserang berbagai virus syahwat, syahwatul bathn (syahwat perut), syahwatul farj (syahwat kelamin), hubbud dunya (penyakit cinta dunia) dan syubhat dari dalam, tidak steril dari berbagai noda yang mengotori kejernihannya, sehingga tidak berdaya mencerdaskan pikiran kita, menguatkan tekad dan membersihkan hati kita, mempertajam emosi dan perasaan kita, mengasah kepekaan sosial kita, dan tidak bisa menggerakkan pisik kita untuk berjihad di jalan-Nya.

Sunday, August 14, 2016

Manfaat Tidak Membuka Aib Orang Lain

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang tidak pernah luput dari kesalahan dan dosa. Tidak jarang kesalahan tersebut bukan hanya diketahui oleh manusia itu sendiri, melain ada juga orang lain di sekitarnya yang mengetahui perkara aib tersebut

Parahnya, tidak semua orang yang bisa menyimpan rahasia mengenai aib yang dilakukan oleh orang lain dengan baik. Bahkan di antara mereka yang menjadikan aib orang lain sebagai bahan pembicaraan ketika berkumpul atau biasa dikenal dengan bergosip.

Manfaat Tidak Membuka Aib Orang Lain

Padahal di dalam ajaran Islam, kita tidak diperbolehkan untuk membuka air orang lain. Kita dianjurkan sebisa mungkin untuk menutup aib semasa. Bahkan, akan ada keutamaan yang terperoleh jika kita mau menutupi aib orang lain. Keutamaan  apa saja yang akan diperoleh tersebut? Berikut informasinya.

1. Allah Akan Menutupi Aibnya Di Akhirat Kelak
Keutamaan pertama yang akan diperoleh orang yang senantiasa menutupi aib orang lain ialah Allah SWT akan menutupi aib orang tersebut di akhirat kelak. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW. Beliau bersabda:

“Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” (HR. Muslim)

Namun hal sebaliknya akan terjadi apabila orang tersebut mengumbar aib saudaranya. Allah SWT akan membua air orang itu bahkan hingga aib rumah tangganya. Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang menutupi aib saudaranya muslim, Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat, dan barang siapa mengumbar aib saudaranya muslim, maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah kejelekannya di dalam rumahnya.” (HR. Ibnu Majah)

2. Allah Juga Menutupi Aibnya di Dunia Ini
Tidak hanya mendapat keutamaan ketika di akhirat kelak. Ternyata keutamaan menutupi aib orang lain juga akan diperoleh ketika ia masih hidup di dunia. Rasulullah SAW bersabda:

“Barang Siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aib orang tersebut di dunia dan akhirat.” (HR. Ibnu Majah)

“Barangsiapa yang meringankan (menghilangkan) kesulitan seorang muslim kesulitan-kesulitan duniawi, maka Allah akan meringankan (menghilangkan) baginya kesulitan di akhirat kelak. Barangsiapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan di dunia, maka Allah akan memudahkan baginya kemudahan (urusan) di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selalu ia menolong saudaranya.” (HR. Tirmidzi)

3. Keutamaan Menutup Aib Saudara Seperti Menghidupkan Bayi yang Dikubur Hidup-Hidup
Keutamaan terakhir yang akan diperoleh orang yang senantiasa menutup aib orang lain ibarat ia menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup.

“Siapa melihat aurat (aib orang lain) lalu menutupinya, maka seakan-akan ia menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup.” (HR. Abu Daud)

Demikianlah informasi mengenai keutamaan yang akan diperoleh ketika menutupi aib orang lain. Ketahuilah bahwa ada banyak sekali hikmah di baik menutupi aib orang lain yang akan kita peroleh. Maka dari itu, hindarilah kebiasaan untuk membuka aib orang lain dan bertawakallah kepada Allah SWT.

Manfaat Mengaji Al-Quran Bagi Kesehatan

Alquran adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan menjadi kitab penyempurna serta membenarkan kitab-kitab sebelumnya. Ketika diturunkan, surat yang pertama kali diturunkan adalah surat Al-`Alaq ayat 1-5.

Dalam ayat-ayat tersebut, terdapat perintah 'iqra' atau 'bacalah', karena dengan membaca maka kita akan mendapatkan pengetahuan yang lebih luas lagi. Terlebih lagi apabila kita membaca Alquran, karena di dalam Alquran tidak hanya terkandung perintah-perintah Allah saja. Namun di dalamnya juga terdapat banyak sekali pelajaran-pelajaran tentang ilmu pengetahuan (sains), sejarah dan masih banyak lagi.

Manfaat Mengaji Al-Quran Bagi Kesehatan

Selain itu, dengan membaca Alquran kita juga akan mendapatkan pahala darinya. Dan kelak di hari pembalasan, Alquran akan datang kepada orang-orang yang senang membacanya dan memberikan syafaat kepada pembacanya.

Selain mendapatkan banyak pahala dengan membaca Alquran, ternyata membaca Alquran juga dapat menimbulkan dampak positif bagi kesehatan. Bahkan, sudah banyak penelitian-penelitian modern yang mengungkap hal ini.

Seperti berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan dalam konferensi kedokteran Islam Amerika Utara pada 1985 misalnya, ditemukan fakta mengejutkan bahwa membaca Alquran ternyata dapat mendatangkan ketenangan jiwa hingga 98%.

Penelitian tersebut tidak dilakukan dengan sembarangan, karena dalam penelitian tersebut melibatkan alat-alat berteknologi canggih yang dapat mendeteksi respon tubuh seperti depresi, sedih dan sebagainya.

Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa orang yang membaca Alquran akan mengalami respon emosi yang semakin membaik. Respon emosi seperti depresi dan sedih akan menurun dan berubah menjadi tenang.

Selain itu, penelitian lain juga dilakukan oleh Dr. Nurhayati asal Malaysia. Pada tahun 1997 ia melakukan penelitian terhadap bayi yang baru berusia kurang lebih 48 jam.

Penelitian tersebut dilakukan dengan cara bayi tersebut diperdengarkan ayat-ayat Alquran, dan ternyata hasilnya mereka memberi respon tersenyum dan menjadi lebih tenang. Bahkan, pertumbuhan janin dalam rahim pun dapat berlangsung secara optimal jika diperdengarkan bacaan Alquran.

Hal ini jauh lebih baik ketimbang saat bayi di dengarkan musik-musik klasik. Kebanyakan orangtua modern percaya bahwa dengan memperdengarkan musik-musik klasik seperti Efek Mozart dan lainnya kepada bayi dipercaya mampu meningkatkan IQ bayi. Namun, efek dari Alquran ternyata lebih baik.

Bahkan penelitian lainnya di Mesir menyatakan bahwa orang yang membaca Alquran ternyata potensi otaknya meningkat derastis akibat dilepaskannya hormon bahagia yang dikenal dengan istilah endorfin atau endogenous morphin

Inilah yang telah Allah firmankan dalam kitab-Nya: "Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana," [QS. Al-Fath ayat 4]

Jadi, inilah bacaan terbaik serta instrumen terbaik. Untuk itulah Allah memerintahkan kita untuk membaca Alquran dengan perlahan-lahan. Sebagaimana firman-Nya:

"...Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan." [QS. Al-Muzzammil ayat 4]

Dan ternyata, dibalik perintah Allah tersebut juga memiliki pengaruh kepada organ tubuh manusia. Vibrasi yang didapatkan melalui bacaan tajwid ternyata juga memberikan efek yang sangat luar biasa pada organ tubuh seperti jantung, paru-paru dan otak.

Seorang peneliti di Boston bernama Muhammad Salim mengungkapkan bahwa terlihat respon yang lebih baik pada seseorang yang mendengarkan bacaan Alquran dengan tartil daripada bacaan Arab lain selain Alquran.

Sementara itu, Dr. Al Qadhi, seorang ilmuwan Florida, Amerika Serikat, melakukan penelitian yang hasilnya sungguh mencengangkan. Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa Alquran ternyata memberikan efek perubahan fisiologis yang sangat jelas ketika diperdengarkan kepada muslim. Dengan demikian jelas bahwa Alquran merupakan sebuah mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang Allah jamin sendiri kemurniannya dan Allah akan menjaganya hingga akhir zaman.

"Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." [QS. Al-Isra ayat 82]

Untuk itu, marilah kita membiasakan diri kita untuk membaca Alquran. Dan jadikanlah hari-hari kita menjadi tiada hari tanpa membaca Alquran. Karena di dalam Alquran terdapat berbagai macam manfaat yang diberikan Allah kepadanya.

Manfaat Air Zam-Zam yang Mengagumkan

Zamzam merupakan sumur mata air yang terletak di kawasan Masjidil Haram, sebelah tenggara Kabah, berkedalaman 42 meter. Menurut riwayat, mata air tersebut ditemukan pertama kali oleh Siti Hajar setelah berlari bolak-balik antara bukit Safa dengan bukit Marwah, atas petunjuk Malaikat Jibril, tatkala Ismail, putera Siti Hajar, mengalami kehausan di tengah padang pasir, sedangkan persediaan air tidak ada.

Banyak orang yang tidak tahu bagaimana sumur zamzam bisa mengeluarkan air jutaan liter tanpa mengalami kekeringan. Raja Faisal pernah mengutus seorang ilmuwan untuk meneliti sumur zamzam sekaligus menjawab tuduhan salah seorang doktor Mesir yang menyebutkan bahwa air zam-zam tidak sehat untuk di minum.

Manfaat Air Zam-Zam yang Mengagumkan

Doktor Mesir tersebut mengatakan kepada media Eropa bahwa kota Mekah itu berada di bawah garis permukaan laut, ia menganggap air Zamzam itu berasal dari air sisa buangan penduduk kota Mekah yang meresap, kemudian mengendap terbawa bersama-sama air hujan dan keluar dari sumur air zamzam.

Mendengar hal ini, raja Faisal akhirnya memerintahkan Menteri Pertanian dan Sumber Air untuk menyelidiki masalah ini dan mengirimkan contoh air zam-zam ke Laboratorium-laboratorium di Eropa untuk diuji.

Setelah dilakukan penelitian, hasilnya sungguh menakjubkan. Tariq Hussain seorang ahli kimia yang bekerja di Institut Peresapan Air Laut untuk air minum di Jeddah, mendapatkan tugas menyelidikinya.

Pada saat pertama kali Tariq melaksanakan tugasnya, ia belum memiliki gambaran apapun tentang air zam-zam dan bagaimana sumur itu dapat menampung jutaan liter air di dalamnya.

Tariq akhirnya terkejut setelah ia sampai di dalam sumur terseut. Ternyata, sumur zam-zam hanya memiliki ukuran sebesar 18x14 kaki atau sekitar 5x4 meter saja.

Tidak bisa di bayangkan bagaimana sumur sekecil ini bisa menampung banyak air dan tidak mengalami kekeringan sejak zaman Nabi Ibrahim AS tersebut.

Jumlah Liter Air Zam-Zam

Ada yang penasaran berapa liter air zam-zam yang di ambil pada saat musim haji? Mari kita bahas secara gamblang masalah ini. Jemaah haji yang datang dari seluruh pelosok dunia pada setiap musim haji dewasa ini berjumlah lebih kurang dua juta orang.

Semua jemaah diberi 5 liter air zam-zam ketika pulang ke tanah airnya, jika 2 juta orang membawa pulang masing- masing 5 liter air zam-zam ke negaranya, ini saja sudah menjadi 10 juta liter.

Disamping itu sepanjang berada di Mekah dan kebanyakannya jemaah tinggal 25 hari dan setiap orang menghabiskan 1 liter sehari maka jumlahnya sudah 50 juta liter.

Mengandung Zat Anti-Kuman

Setelah raja Faisal mengirimkan sampel-sampel air zamzam ke Eropa untuk di teliti, ternyata terdapat hal yang mengejutkan. Dari hasil penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa air zamzam mengandung zat fluorida yang terbukti mampu memerangi kuman.

Lalu perbedaan air zamzam dibandingkan dengan air sumur lain di kota Mekah dan Arab sekitarnya adalah dalam hal kuantitas kalsium dan garam magnesium.

Kandungan kedua mineral itu sedikit lebih banyak pada air zamzam. Itu mungkin salah satu sebabnya air zamzam mempunyai efek menyegarkan bagi jamaah yang kelelahan.

Keistimewaan lain, komposisi dan rasa kandungan garamnya selalu stabil, selalu sama dari sejak terbentuknya sumur ini. Rasanya selalu terjaga, diakui oleh semua jemaah haji dan umrah yang selalu datang tiap tahun.

Mampu Menyembuhkan Penyakit

Sebenarnya, fakta-fakta keajaiban air zamzam ini sudah pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW.

Nabi saw menjelaskan: "Sesungguhnya, zamzam ini air yang sangat diberkahi, ia adalah makanan yang mengandung gizi". Nabi saw menambahkan: "Air zamzam bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya. Jika engkau minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah menyembuhkannya. Jika engkau minum dengan maksud supaya merasa kenyang, maka Allah mengenyangkan engkau. Jika engkau meminumnya agar hilang rasa hausmu, maka Allah akan menghilangkan dahagamu itu. Ia adalah air tekanan tumit Jibril, minuman dari Allah untuk Ismail". [HR. Daruqutni, Ahmad, Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas].

Selain itu, inilah perbedaan air zamzam dengan air pada sumur lain di Makkah:

-Kadar Kalsium dan garam Magnesiumnya lebih tinggi dibanding sumur lainnya, berkhasiat untuk menghilangkan rasa haus dan efek penyembuhan.
-Zamzam juga mengandung zat fluorida yang berkhasiat memusnahkan kuman-kuman yang terdapat dalam kandungan airnya.
-Yang juga menakjubkan adalah, tak ada sedikit pun lumut di sumur ini. Zamzam selalu bebas dari kontaminasi kuman.
-Anehnya lagi, pada saat semua sumur air di sekitar Mekah dalam keadaan kering, sumur zamzam tetap berair. Dan zamzam memang tak pernah kering sepanjang zaman.

Air ini adalah salah satu tanda dari kekuasaan Allah, sehingga begitu banyak manfaat yang terkandung dalam air Zamzam. Sudah seharusnya kita menyadari bahwa yang Maha Berkuasa hanyalah Allah SWT. Untuk itu, jauhkanlah diri kita dari sifat sombong dan angkuh.

9 Kelompok Manusia Saat Dibangkitkan Di Hari Kiamat

9 Kelompok Manusia Saat Dibangkitkan Di Hari Kiamat. Pada saat sangkakala ditiup pada tiupan pertama, maka berguncanglah bumi dan langit. Pada saat itu juga maka semua makhluk baik yang ada di langit dan di bumi akan merasa panik dan ketakutan. Bumi berguncang dengan guncangan yang dahsyat dan gunung-gunung beterbangan.

Kemudian pada tiupan kedua, maka seluruh makhluk yang bernyawa pasti akan mati. Baik itu manusia, jin, bahkan malaikat. Bahkan dikisahkan malaikat Izrail juga akan mati pada tiupan kedua ini. Dan kemudian pada tiupan ketiga, Allah akan membangkitkan seluruh makhluk untuk dihisab dan dimintai pertanggung jawabannya ketika hidup di dunia.

9 Kelompok Manusia Saat Dibangkitkan Di Hari Kiamat

Saat dibangkitkan, manusia akan dikelompokkan menjadi berkelompok-kelompok dengan berbagai macam rupa dan bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan amal ibadahnya. Hal ini tertera dalam hadits berikut ini, pada suatu ketika Mu'adz menghadap Rasulullah SAW dan menanyakan tentang makna firman Allah SWT: "yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok," [QS. An-Naba ayat 18]

Mendengar pertanyaan tersebut, seketika Rasulullah mendadak menangis tersedu-sedu hingga pakaiannya basah karena air matanya. Kemudian Rasulullah berkata, "Wahai Mu'adz, pertanyaanmu sangat dalam, tentang urusan yang sangat penting. Saat itu, umatku dihimpun menjadi beberapa kelompok", dengan perincian sebagai berikut:

Kelompok Pertama
Umatku dibangkitkan dari kubur tanpa tangan dan kaki, hal itu disebabkan pada semasa hidupnya ia selalu mengganggu dan menyakiti tetangganya. Keadaan seperti itu adalah balasan bagi mereka, dan neraka adalah tempat kembali mereka. Sebagaimana firman Allah SWT yang menyuruh kita untuk saling berbuat baik:

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri," [QS. An-Nisa ayat 36]

Kelompok Kedua
Kelompok kedua ini adalah mereka yang dibangkitkan dari kubur dalam keadaan berbentuk seperti babi hutan, ini dikarenakan mereka semasa hidupnya yang suka mengabaikan shalat, meremehkannya atau lalai dalam shalatnya. Allah SWT berfirman:

"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya," [QS. Am-Ma'un ayat 4-5]

Kelompok Ketiga
Kelompok ketiga yaitu umatku dibangkitkan dari alam kubur dalam keadaan perutnya membesar bagaikan bukit, penuh ular dan kalajengking. Mereka seperti keledai, hal itu dikarenakan akibat dari perbuatannya yang suka menangguhkan pembayaran zakat, neraka adalah tempatnya.

Kelompok Keempat
Kelompok keempat ini dibangkitkan dari kubu dengan mulut mengeluarkan darah segar. Ini akibat dia suka berdusta dalam jual beli, itulah balasannya dan neraka adalah tempat tinggalnya. Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih." [QS. Ali Imran ayat 77]

Kelompok Kelima
Mereka dari umatku itu bangkit dari alam kuburnya dengan bentuk angin berbau busuk di antara manusia. Ini akibat suka merahasiakan perbuatan maksiat kepada masyarakat, takut terbongkar, namun tidak ada rasa takut terhadap Allah, itulah balasan untuk mereka dan neraka adalah tempatnya.

Allah SWT berfirman: "mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak redlai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan." [QS. An-Nisa' ayat 108]

Kelompok Keenam
Adalah mereka yang dibangkitkan dari alam kubur dengan tidak memiliki lidah, darah dan nanah mengalir dari rongga mulutnya. Hal ini diakibatkan karena mereka suka menyembunikan persaksian yang benar, itulah balasan bagi mereka dan neraka adalah tempatnya.

Kelompok Ketujuh
Mereka dibangkitkan dari alam kubur dalam keadaan terjungkir, kepala dibawah dan kaki diatas. Ini adalah hukuman bagi mereka yang berbuat zina dan mati dalam keadaan tidak bertaubat, dan tempatnya adalah neraka.

Allah berfirman: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." [QS. Al-Isra ayat 32]

Kelompok Kedelapan
Mereka dibangkitkan dari alam kubur dengan wajah hitam, bola matanya biru dan perut penuh dengan bara api, ini karena mereka suka menyantap harta anak yati, dengan cara yang tidak sah. Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)." [QS. An-Nisa ayat 10]

Kelompok Kesembilan
Adalah mereka yang dibangkitkan dari alam kubur dengan marah dan hati yang buta, giginya terlihat seperti lembu jantan, bibirnya menjulur ke dada, lidahnya memanjang sampai perut, bahkan ada yang sampai ke paha, sementara kotorannya mengalir dari perut mereka. Inilah rupa bagi mereka para pemabuk yang suka mabuk-mabukan, dan tempat yang layak bagi mereka adalah neraka.

Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan." [QS. Al-Maidah ayat 90]

Sedangkan bagi orang-orang beriman.

Mereka dibangkitkan dari kuburnya dengan wajah bercahaya, seperti sinar bulan purnama melewati sirath al-Mustaqim. Secepat kilat menyambar angin Seraya terdengar suara dari sisi Tuhan, "Mereka adalah orang-orang yang melakukan amal kebajikan, menjauhi segala kemaksiatan, rajin memenuhi panggilan shalat, dan mati sesudah bertobat. Maka ganjaran mereka adalah: pengampunan, rahmat, dan ridha, serta surga dari Allah Ta'ala"

Larangan Mengungkit-ungkit Pemberian

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 264: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." [QS. Al-Baqarah ayat 264].
Larangan Mengungkit-ungkit Pemberian

Dalam bersedekah atau memberikan sesuatu kita dianjurkan untuk ikhlas dalam memberikannya. Karena dengan keikhlasan itulah sedekah yang kita berikan akan diterima oleh Allah SWT dan kita akan diberikan pahala oleh Allah.

Oleh karena itu, jika kita sudah ikhlas dalam memberikan sedekah maka kita tidak boleh mengungkit-ungkitnya lagi. Mengungkit-ungkit pemberian yaitu ketika seseorang sudah memberikan sesuatu kepada orang lain, kemudian pada suatu saat si pemberi merasa jengkel kepada orang yang diberi dan kemudian dia megungkit-ungkit lagi pemberiannya itu dengan harapan orang diberi menjadi sadar bahwa ia pernah berhutang budi kepadanya.

Mengungkit-ungkit pemberian adalah perbuatan tercela, selain itu mengungkit-ungkit pemberian juga dapat memberikan bahaya bagi kita dan juga pahala yang kita dapatkan dari memberi itu akan hilang terhapus.

Allah memberikan perumpamaan bahwa pahala yang didapatkan oleh orang yang seperti itu seperti batu licin yang diatasnya ada tanah, lalu hujan menyapunya hingga bersih. Begitu pula pahala orang yang sedekah, tetapi ia mengungkit-ungkitnya lagi, maka pahala yang didapatkan akan hilang begitu saja dan apa yang ia lakukan hanya sia-sia belaka.

Mengungkit-ungkit pemberian dan menyakiti perasaan yang menerima dapat menghilangkan hikmah dari sedekah, dan perbuatan tersebut adalah perbuatan tercela. Allah mengutuk orang yang seperti itu, dan siksa yang pedih akan menanti mereka di akhirat. Rasulullah SAW bersabda:

"Ada tiga golongan di hari kiamat dimana Allah tidak berbicara, tidak melihat dan tidak pula mensucikan mereka dan bahkan bagi mereka siksa yang pedih, yakni orang yang melabuhkan sarungnya hingga telapak kaki, orang yang mengungkit-ungkit pemberiannya dan orang yang menawarkan dagangannya dengan sumpah palsu." [HR. Muslim]

Hadits diatas menjelaskan bahwa orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian akan mendapatkan hal yang sangat mengerikan diakhirat kelak. Allah tidak akan berbicara kepada mereka apalagi menyucikan mereka, dan yang lebih parah adalah mereka akan langsung mendapatkan siksa yang pedih. Na'udzubillah min dzalik.

Orang-orang seperti itu tidak akan dapat masuk surga, meskipun ia adalah ahli ibadah dan sedekah, tapi jika ia suka mengungkit-ungkitnya maka sia-sia saja apa yang dia kerjakan itu.

Selain itu, akibat dari mengungkit pemberian adalah dapat menimbulkan permusuhan antar manusia. Karena dengan mengungkit-ungkit pemberian dengan menyakiti si penerima maka si penerima akan merasa direndahkan.

Oleh karena itu, dalam memberi harus dengan hati yang ikhlas karena Allah, dengan seperti itu maka kita akan terhindar dari bahaya-bahaya yang dapat menjerumuskan kita ke neraka.

Hal-Hal yang Dibenci Para Malaikat

"(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala," [QS. Ghāfir ayat 7]

Malaikat diciptakan oleh Allah dari cahaya, ia memiliki kekuatan yang diberikan oleh Allah kepadanya. Malaikat juga dikenal sebagai makhluk yang paling taat kepada Allah, mereka tidak pernah membangkang terhadap perintah-perintah-Nya.

Dalam banyak hadits, Rasulullah pernah menjelaskan tentang apa yang disukai malaikat dan tidak disukainya. Mengapa kita perlu tahu? karena pada hakikatnya malaikat menyukai semua yang Allah sukai, begitu pula sebaiknya malaikat juga tidak menyukai yang Allah tidak sukai.

Hal-Hal yang Dibenci Para Malaikat

Selain itu, kita juga dapat menjauhi hal-hal yang tidak baik dari sini. Karena, dengan melakukan hal-hal yang baik maka malaikat juga akan ikut mendoakan kita dengan doa yang baik pula.

Para malaikat juga akan memohonkan ampunan bagi orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Allah. Para malaikat akan mendoakan orang-orang beriman dan beramal saleh. Dan malaikat tidak akan mendoakan orang-orang yang melakukan hal-hal yang tidak disukai olehnya, berikut ini adalah hal-hal yang tidak disukai malaikat:

1. Malaikat Tidak Menyukai Rumah yang Terdapat Anjing dan Patung
Rasulullah bersabda: "Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing, juga tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat gambar (patung)" [Hadits sahih Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah]

Namun, beberapa ulama berpendapat bahwa gambar yang dimaksud adalah gambar-gambar yang membawa fitnah seperti gambar yang dikultuskan atau dipuja dan gambar-gambar yang mempertontonkan aurat. Namun, untuk gambar-gambar atau patung yang ditujukan untuk proses pendidikan dan kedokteran tidaklah dilarang.

2. Istri yang Menolak Melayani Suami
Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seorang istri bermalam meninggalkan atau menjauhi tempat tidur suaminya maka malaikat akan melaknatinya sampai pagi" [HR. Muslim]

Mengapa malaikat melaknat istri yang menolak untuk melayani suaminya? ini bukan karena malaikat sedang membela kaum pria, namun malaikat tahu dosa yang lebih besar sedang mengancam pasangan ini apabila istri menolak suaminya tanpa alasan.

3. Istri yang Pergi Tanpa Izin dari Suami
Pada suatu hari Ibnu Umar ra pernah menjumpai seorang wanita sedang menemui Rasulullah dan berkata, "Wahai Rasulullah, apakah hak seorang suami atas istrinya?" Rasulullah bersabda, "Haknya adalah hendaknya jangan keluar dari rumahnya kecuali dengan izinya. Jika ia melakukanya, maka Allah dan Malaikat Rahmat akan melaknat hingga ia bertaubat." [HR. Abu Dawud]

Prosedur dalam menjalani rumah tangga sudah diatur jelas di dalam Islam, yaitu bahwa suami adalah pemimpin atau imam dalam rumah tangga. Sehingga, istri harus taat kepada suaminya. Dan apabila ia hendak keluar rumah, sebaiknya ia meminta izin kepada suaminya.

4. Malaikat Tidak Menyukai Orang yang Pelit
Malaikat tidak menyukai orang-orang yang bakhil dan pelit. Selain itu, Allah juga sangat tidak suka terhadap orang-orang yang memiliki sifat pelit karena Allah adalah Maha Pengasih, Dia-lah Yang Maha Pemberi Rizki.

Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satu hari pun ketika seorang hamba melalui hari itu kecuali dua malaikat turun kepadanya. Salah satunya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang-orang yang berinfaq,' Sedangkan yang lainya berkata, 'Ya Allah hancurkan orang yang kikir.'".

Maka dari itu, jauhilah sifat pelit karena hal itu sangat dibenci oleh Allah dan malaikat-Nya.

5. Malaikat Melaknat Orang yang Mencela Rasul dan Sahabatnya

Rasulullah SAW bersabda, "Sesunguhnya Allah telah memilih aku dan juga telah memilih bagiku para sahabatku, maka Ia menjadikan bagiku dari mereka itu para pembantu tugasku dan para pembelaku, dan para menantu dan mertuaku. Maka siapa saja mencerca mereka, maka atasnyalah kutukan Allah dan para malaikat-Nya dan segenap manusia. Allah tidak akan menerima di hari kiamat para pembela mereka yang bisa memalingkan mereka dari azab Allah" [HR. Al Laalikai dan Hakim]

Itulah beberapa hal yang tidak disukai oleh malaikat, semoga bisa bermanfaat untuk Anda dan kita semua.

Riya', Sifat yang Menghapus Pahala

Riya' merupakan sebuah sifat yang sangat dibenci oleh Allah. Riya' adalah pamer dengan apa yang telah ia lakukan dengan tujuan untuk mendapatkan pujian dari orang-orang disekitarnya.

Sifat riya' ini secara tidak sadar sering hinggap di dalam tubuh kita. Rasa ingin dipuji oleh orang lain adalah salah satu contoh riya. Riya' adalah penyakit hati yang harus dihindari agar terhindar dari dosa.

Riya', Sifat yang Menghapus Pahala

Karena, riya' bisa menyerang siapa saja bahkan seorang ahli ibadah sekalipun. Jadi jangan selalu beranggapan bahwa orang yang rajin sholat itu akan terhindar dari siksaan. Karena serajin apapun seseorang beribadah, namun jika didalam hatinya ada rasa ingin dipuji (riya') maka percuma saja amal ibadahnya. Malah Allah akan memasukkannya kedalam golongan orang-orang yang celaka.

Barangkali diantara kita banyak yang mengabaikan tentang masalah riya' ini, mungkin karena keterbatasan ilmu agama yang dimiliki, atau memang sengaja mencari pujian orang lain dalam beribadah, padahal riya' itu dianggap sebagai syirik kecil.

Rasulullah bersabda, "Berjalan (dengan bersifat) riya' itu termasuk syirik." [HR. Al Hakim]

Allah SWT menjelaskan bahwa sifat riya' itu juga dapat menghapus pahala yang telah ia dapatkan. Hal ini diterangkan dalam Alquran sebagai berikut:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." [QS. Al-Baqarah ayat 264]

Dalam ayat diatas, Allah memperingatkan kita bahwa riya' itu merupakan salah satu sebab terhapusnya pahala yang kita dapatkan. Oleh karena itu, jauhilah sifat riya' tersebut.

Dan jangan menganggap bahwa semua perbuatan baik itu semua akan diterima oleh Allah, karena apabila didalam hatinya terdapat benih-benih riya' maka Allah akan menolaknya. Dan jangan menganggap bahwa orang yang mati terbunuh di medan perang itu akan masuk surga, karena jika ada riya' didalam hatinya maka sia-sia saja semua itu.

Sehingga jelas bahwa segala amal ibadah apapun apabila dalam mengerjakannya tidak ikhlas karena Allah, apalagi dengan tujuan riya' maka segala amalnya itu akan sia-sia dan pahala yang diterimanya akan terhapus.

Rasulullah SAW bersabda, "Berlindunglah kamu kepada Allah Azza wa Jalla dari telaga kesedihan.", para sahabat bertanya, "Apa maksudnya wahai Rasulullah?", beliau menjawab, "Yaitu lembah di neraka yang disediakan bagi orang-orag yang membaca Alquran tetapi hatinya riya'." [HR. At-Turmudzi]

Jadi semakin jelas bukan? bahwa tidak mesti perbuatan baik itu akan diterima Allah SWT, karena semua itu tergantung niatnya. Karena jika kita beramal atau beribadah namun niatnya hanya untuk riya' maka semua itu hanya sia-sia belaka, dan kita akan termasuk dalam golongan orang yang menyesal di akhirat.

Karena, sepercik riya' dapat menghapus semua amal perbuatan, dan orang yang beribadah sekalipun bisa celaka apabila di dalam hatinya terdapat perasaan riya' dan segala pahalanya akan dihapus. Untuk itu, sebaiknya kita lebih berhati-hati agar terhindar dari sifat riya' tersebut.

Dosa Super Besar yang Fatal

Alquran telah menjelaskan banyak hal tentang aturan-aturan kehidupan yang sudah Allah tetapkan dalam kehidupan manusia, dari hal terkecil hingga hal yang sangat penting semua sudah Allah jelaskan segala aturannya di dalam kitab-Nya. Sehingga barangsiapa yang melanggarnya maka ia akan mendapatkan dosa.

Berbicara soal dosa, ada beberapa macam dosa yaitu dosa besar dan dosa kecil. Dan dosa-dosa tersebut ada yang dapat diampuni namun ada juga yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT.

Dosa Super Besar yang Fatal

Allah adalah Maha Pengasih dan Penyayang, selai itu Allah juga Maha Pengampun. Sehingga Allah akan selalu memaafkan dosa-dosa yang telah dilakukan, namun tetap saja banyak yang melakukannya. Berikut ini adalah dosa super besar:

1. Murtad
Murtad merupakan seseorang yang keluar dari Islam, murtad adalah sebuah dosa besar bahkan dalam syariat Islam orang murtad itu adalah halal untuk dibunuh. Allah tidak akan mengampuni dosa orang yang murtad dan Allah akan melaknatinya, kelak di akhirat ia akan ditempatkan didalam neraka dan kekal didalamnya.

2. Durhaka Kepada Orangtua
Durhaka kepada orangtua adalah sebuah dosa besar dalam Islam yang tidak Allah ampuni apabila pelakunya tidak segera bertaubat dengan taubat yang sungguh-sungguh.

Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa ridha Allah terletak pada ridha orangtua dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan keduanya. Untuk itulah, menyayangi dan mentaati orangtua adalah hal yang wajib dan tidak boleh ditawar lagi, dengan catatan kita wajib mentaati perintah orangtua selama perintah tersebut adalah perintah yang baik dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Namun, jika orangtua kita menyuruh kita untuk melakukan hal yang bertentangan dengan Islam, maka kita wajib mengingatkannya. Itupun harus dengan cara yang lembut.

3. Musyrik
Musyrik adalah sebutan bagi orang yang melakukan dosa syirik, yaitu mempersekutukan Allah dengan sesuatu. Dosa syirik ini tidak akan diampuni oleh Allah, karena Dia telah berfirman:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." [QS. An-Nisa ayat 48]

Salah satu dosa syirik adalah seperti mengkeramatkan suatu benda dan menganggap benda tersebut dapat memberikan kekuatan kepadanya, dan lain sebagainya. Dan orang yang meninggal dalam keadaan musyrik maka ia akan ditempatkan didalam neraka dan dia kekal didalamnya.

4. Pergi ke Dukun
Hal ini kadang dimasyarakat masih banyak yang mengikutinya. Padahal mengakunya muslim tetapi masih percaya apa yang dikatakan ilmu perdukunan (peramalan kehidupan). Dosa apabila kita sampai melakukan hal di atas maka sholat kita tidak akan diterima sampai 40 hari.

5. Sumpah Palsu
Allah berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih." [QS. Ali Imran ayat 77]

Diriwayatkan dari Imran bin Hushain r.a, dari Nabi saw. bersabda, "Barangsiapa bersumpah dengan sumpah dusta pada saat dia wajib bersumpah, silahkah ia menduduki tempat duduknya dengan wajahnya di dalam neraka," [HR. Abu Dawud].